Monday, May 12, 2008

MARRIAGE





Perkawinan bukan lah perkara main-main. Perkawinan menyatukan dua hati, dua keluarga, dua budaya dan yang lebih besar lagi dua dunia. Dunia yang berbeda dari seorang perempuan dan seorang laki-laki. Menyatukan dua dunia jelas bukan perkara mudah. Harus ada kasih sayang, ada tanggung jawab, ada toleransi, terakhir ada tujuan.

Dua orang bersatu menuju bahtera perkawinan lebih baik dengan dasar cinta & kasih. Tetapi ada juga lah yang katanya tanpa cinta, karena cinta katanya lagi bisa tumbuh sejalan dengan perjalanan perkawinan. Apa iya? Jika perkawinannya berjalan mulus dan cinta memang tumbuh, alhamdullillah. Tapi jika cinta nya tidak tumbuh-tumbuh, jalan di tempat, apa perkawinan seperti itu bisa bertahan? Entahlah. Yang jelas generasi Ibu Bapak kita banyak yang merasakan kehidupan perkawinan dengan awal tanpa cinta, lama-lama cinta juga, beranak juga sampai tua masih mesra.

Selain kasih sayang & cinta, harus ada tanggung jawab. Tanggung jawab dari siapa? Tentu tanggung jawab kedua belah pihak. Keduanya harus bisa bertanggung-jawab untuk apapun yang terjadi dalam perkawinan tsb, mau senang, mau susah merupakan tanggung jawab kedua pihak.

Toleransi diperlukan agar tanggung jawab dalam perkawinan tsb dapat lebih langgeng. Tanpa toleransi hanya akan muncul ke-egoisan saja.

Lalu tujuan untuk perkawinan pun merupakan hal penting yang harus dimiliki. Apa tujuannya? Tujuannya untuk ibadah kepada Allah SWT. Meneruskan garis keturunan. Jangan muluk-muluk dan tentu dapat dipertanggung-jawabkan dengan konsisten.

Apabila perkawinan sudah berjlan sekian tahun, misalnya 10 tahun lebih, maka situasi mungkin tidaklah seperti saat 5 tahun pertama. Masa 10 tahun telah membuat kita lebih akrab dengan pasangan, sehingga terkadang kita lupa bahwa dia adalah pasangan hidup kita. Sehingga terkadang kita lupa untuk memberi apresiasi terhadapnya, karena kita menganggap semuanya sudah biasa - biasa saja.

Pada saat begini maka sudah perlu kita kembali melakukan ta'aruf terhadap pasangan kita. Lakukanlah pengenalan kembali bagi pasangan kita. Kita sadari bahwa pasangan kita bukan lagi secara fisik pria / wanita yang langsing atau atletis seperti dulu. Dia sudah berubah bentuk, mulai gemuk, lemak bertebaran di mana-mana. Pasangan kita bukan lagi pria / wanita yang suka memuji / menyatakan cintanya setiap saat seperti dulu. Bahwa pasangan kita sekarang lebih sibuk urusan kantor, atau lebih sibuk mengurus anak / rumah dari pada kita.

Semua perubahan itu harus kita sadari kembali karena sejalan dengan waktu manusia memang berubah.Tinggal bagaimana kita menghadapinya. Katakanlah perubahan fisik mungkin karena usia yang bertambah, suami sibuk atau istri sibuk dengan urusan masing-masing mungkin karena memang harus dilakukan karena tanggung jawab suami di kantor sudah lebih besar sehingga tentu berdampak pada penghasilannya untuk menopang ekonomi keluarga. Istri sibuk urusan anak-anak karena anak-anak sudah mulai besar sehingga diperlukan perhatian ekstra untuk mencegah dan menjauhi mereka dari hal - hal buruk dan pergaaulan bebas yang mungkin mereka lakukan di luar sana sebagai dampak dari kemajuan informasi.

Semua tentu saja harus tetap dikomunikasikan secara verbal antar pasangan agar saling pengertian dan proses ta'aruf kembali berjalan dengan baik.

Happy Wedding Anniversary, 11th May 2008.

2 comments:

ayahkasih said...

Pie,
Mosok sih multi semesta masih gloomy?
Kalo bukan karena setting screen kita yang beda abis, artinya buta warnakoe udah parah 'kali. Posting Pie yang ini malah akoe nggak nampak isinya, he he he.
Btw, multi semesta memang ajang akoe unjuk gigi bahwa akoe orangnya seurieus, loh! Si Oel, gitu, loh! Tapi mosok harus dicerna, Pie. Dilepeh azza!
Kalo ayah kasih merupakan dinding arena grafitikoe mencoretkan rasa sayang sama putrikoe satu-satunya.
Last but not least, smp1 banda aceh tempat kita gila barengan! Ha ha ha.

ayahkasih said...

Pie,

Tetep azza gloomy!