Tuesday, June 10, 2008

MAAFKAN YA MA......


Kemarin sore dia minta dibelikan pinsil 2B yang Staedler atau Faber Castell dan penghapus untuk ujian hari ini. Ku katakan pinsil dan penghapus banyak di rumah, di lemari Ryan.

Tapi tadi pagi dia sibuk minta pinsil dan penghapus, padahal aku juga lagi repot menyiapkan bekal untuk dibawanya ke sekolah.

"Mama mana pinsilnya?" pintanya.

"Di lemari Ryan, ambil aja. Kenapa kamu tidak ambil dari tadi malam. Sekarang sudah mau pergi baru sibuk nyari pinsil," jawabku sambil terus menyiapkan kerjaanku. Kulirik dia menuju ke lemari Ryan, tidak lama kembali lagi ke arah ku.

"Mama, di sebelah mana pinsilnya?! Cepetlah Ma...!" suaranya meninggi.

Ku siapkan kerjaan ku lalu kuambil pinsil, penghapus dan rautan di lemari. Tanpa bicara kuraut pinsil dan kuserahkan padanya.

Aku sedang di kamar mandi mencuci tanganku. Tidak lama dia mendekati ku dan di salaminya aku, kupikir dia akan menyalami ku seperti biasa setiap kali jika mau ke sekolah, tapi kali ini dia menyalami ku bukan karena itu.

"Ma, Ivan minta maaf ya, tadi sudah marah ke Mama", katanya pelan.

Aku terdiam agak kaget juga karena tidak biasanya dia begitu.

"Ya sudahlah ga pa pa nak," jawab ku.

Ternyata dia yang kutahu begitu tinggi ego-nya, sekali ini ternyata bisa juga melawan ego-nya.

No comments: