Sunday, June 8, 2008

SHALAT KHUSYU'? MUNGKINKAH? (1)


Sebagai seorang muslim yang menyadari bahwa shalat adalah ibadah yang utama di mata Allah SWT, maka sudah selayaknya lah aku terobsesi untuk dapat menjalani shalat dengan benar dan khusyu'. Kenapa? Agar shalat ku tidak sia-sia. Tidak cuma sah, tapi juga berpahala.

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku" (QS. Thaha, 20:14)


Untuk itu berbagai buku panduan tentang bagaimana dapat shalat kHusyu' pun mulai ku koleksi sebagai bahan referensi dan untuk menambah wawasan ku dalam melakukan ibadah shalat ini.


Buku "Pelatihan Shalat Khusyu" karangan Abu Sangkan pun ku beli dan kubaca dengan antusias walau memerlukan waktu lama agar aku dapat mencernanya.

Katanya, shalat khusyu sangat penting untuk dijalankan oleh setiap muslim. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS.Al Mu'minun 23:1-2 yang artinya :


"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya."

atau dalam QS.Al Baqarah 2:45 yang artinya :

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagi penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang kusyuk."

Dalam bukunya Abu Sangkan mencoba membahas shalat dari sisi psikologi dan spiritual. Dikatakannya bahwa shalat merupakan suatu aktifitas jiwa (soul) yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi transpersonal, karena shalat adalah proses perjalanan spiritual yang penuh makna yang dilakukan seorang manusia untuk menemui Tuhan Semesta Alam. Shalat dapat menjernihkan jiwa dan mengangkat peshalat untuk mecapai taraf kesadaran yang lebih tinggi dan pengalaman puncak.

Shalat memiliki kemampuan untuk mengurangi kecemasan karena terdapat lima unsur di dalamnya yaitu :
  • Meditasi atau doa yang teratur, minimal 5 kali sehari
  • Relaksasi melalui gerakan -gerakan shalat
  • hetero atau auto sugesti dalam bacaan shalat
  • group theraphy dalam shalat jama'ah, atau bahkan dalam shalat sendirian pun minimal ada aku dan Allah
  • hydro theraphy dalam mandi junub atau wudhu' sebelum shalat.
Dalam shalat, seperti dalam pandangan psikologi transendental, seseorang akan berusaha untuk melakukan perjalanan spiritual untuk mempertemukan diri atau aku yang fana dengan kekuatan ilahiah (divine power) atau AKU yang kekal (baqa).

Shalat merupakan kewajiban bagi umat muslim, tetapi shalat bukanlah sebagai beban bagi kita. Shalat diharapkan mampu memberikan jalan keluar dari berbagai kesulitan seperti yang dilakukan Rasulullah. Beliau akan melakukan shalat dua raka'at untuk memohon petunjuk Allah apabila beliau mengalami kesulitan. Jadi sebenarnya shalat bukanlah untuk Allah tetapi untuk kebutuhan kita sendiri.
Shalat yang sebenarnya adalah untuk kepentingan diri kita sendiri tentulah memiliki aspek dan efek yang bermanfaat, seperti :
  • mengandung tuntunan meditasi transendental
  • efek kesehatan
  • relaksasi
  • terapi fisik, pikiran , dan jiwa yang sanagt sempurna.
Jadi shalat bisa disebut sebagai meditasi yang paling lengkap dan paling dalam.

Bagaimana bisa shalat dengan khusyu? Sebelum menjawab ini, Abu Sangkan mempertanyakan "mengapa shalat khusyu' sulit didapatkan?" Karena kita menganggap shalat khusyu' hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terpilih saja seperti para Nabi, dan wali-wali Allah. Kita juga berpikiran bahwa kita hanya diperintahkan melakukan shalat sebagai kewajiban saja, bukan disuruh melakukannya dengan khusyu'. Pada pokoknya syarat rukunnya sah, di akhirat akan mendapat pahala. Pandangan seperti itulah penyebab kesulitan kita untuk khusyu'.

Untuk mencapai khusyu' kita harus merubah pola pikir dari beranggapan bahwa shalat sebagai hal yang membebani, menjadi shalat adalah sebagai kebutuhan ruhani kita. Jika paradigma tsb sudah kita miliki maka kita akan menjalani shalat dengan ikhlas dan khusyu'.

Ada beberapa hal yang perlu kita upayakan untuk menjemput kekusyukan :
  • Mencoba berkosentrasi, yakni menyeimbangkan otak kiri (yang melakukan proses berpikir yang bersifat logis) dan otak kanan (yang berpikir secara acak, tidak teratur, intuitif dan holistik/spiritual)
  • Melakukan niat , yaitu melakukan dengan sengaja sesuatu perbuatan dengan penuh kesadaran. Jadi niat bukanlah sekedar bacaan atau mantera tetapi suatu perbuatan yang didalamnya terdapat kesadaran penuh.
  • Tuma'ninah, merupakan teknik relaksasi dalam shalat, yakni sikap tenang atau diam sejenak sehingga dapat menyempurnakan setiap proses perbuatan shalat di mana posisi tulang dan organ tubuh dapat berada dalam tempatnya secara sempurna.
  • Wudhu yang sempurna, karena wudhu' merupakan syarat sah dan kesempurnaan shalat.
Demikian sedikit kajian yang terdapat dalam buku Abu Sangkan. Untuk lebih mendalami perbuatan khusyu' dalam shalat dapat juga dipelajari melalu CD buku dimaksud yang dapat dibeli secara terpisah. Bagi sebahagian orang memahami sesuatu akan lebih mudah apabila disampaikan secara visual.

Shalat khusyu' tentu tidak dapat secara singkat kita peroleh. Hal itu harus tetap melalui proses yang panjang dengan upaya-upaya yang terus menerus, dengan pemahaman bahwa shalat sebenarnya bukanlah beban, tapi shalat adalah suatu kebutuhan ruhani untuk berdialog dengan Allah.

(Sumber : Buku " Pelatihan Shalat Khusyu'" oleh Abu Sangkan, cetakan ke-13, Agustus 2007)



1 comment:

Anonymous said...

Assalamualaikum WrWb,
Sepertinya terjemahan QS 2:45 ada kekeliruan yaitu "......, kecuali bagi orang-orang yang sabar."
Yang benar adalah "kecuali bagi orang-orang yang khusyu'"
Jadi untuk bisa menjadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu, maka kita harus khusyu terlebih dahulu.
Apa itu khusyu ? Baca ayat 46nya